Kapan Nikah Ukhti??
Memasuki usia 20-an, seorang Muslimah tentunya diberondong dengan pertanyaan kapan akan menggenapkan separuh dien. Ini mungkin pertanyaan yang berat untuk dijawab. Apalagi jika memasuki fase akhir 30-an, itu sudah kena lampu kuning untuk ukuran standar wanita menikah. Tapi tunggu dulu, usia seseorang tidak menjamin kematangan seseorang, baik cara pandang maupun pemikiran. Dan ukuran matang tidaknya seseorang tidak ada parameter/spesifikasi yang jelas.
Soal menggenapkan separuh dien, semua orang tahu jika menikah adalah sunnah Rasululloh. Tapi menikah itu bukan hanya mempertemukan seorang lelaki dan seorang wanita saja. Menikah juga merupakan pertemuan dakwah, pertemuan yang akan meningkatkan perjuangan dan produktifitas dakwah sehingga terjadi persebaran dakwah yang lebih luas lagi. Ada hal yang lebih hebat lagi selain kesenangan dan itu jelas-jelas akan dituntut pertanggung jawabannya di pengadilan akhir nanti.
Pertanyaan berikutnya adalah siapa calonnya? Calon seperti apa? Menurut pendapat Syekh Mustafa Mansyur, untuk membangun keluarga muslim yang dilandasi taqwa, pertama kali seorang muslim harus mencari pasangan yang baik keislamannya dan yang memahami tugas risalah hidupnya.
Menjadikan pasangan hidupnya sebagai sahabat dakwah yang baik, yang selalu mengingatkan bila ia lupa, memberi dorongan dakwah dan tidak menghalanginya. Nah kan, berarti harus mencari pasangan yang baik keislamannya dan memahami tugas risalah hidupnya– dengan kata lain orang yang sholeh.
Kemudian, seorang Muslimah juga harus mengetahui kelebihan calon suaminya. Menikah bukan hanya untuk satu tahun atau dua tahun kedepan saja, tapi bisa jadi seumur hidup kita, sepanjang nafas keluar dari ruh kita. Bisa dibayangkan kalau ternyata sang calon tidak memiliki keistimewaan tersendiri di hati kita, bagaimana warna hidup kita kelak?
Seorang Muslimah dinikahi bukan semata-mata karena sang calon melihat kelebihan dirinya saja tentu saja. Muslimah ingin dinikahi seseorang karena ia juga istimewa di matanya, dapat membuat binar pelangi kebahagiaan yang tulus di wajahnya, serta dapat membumikan cinta kedalam hatinya. Dan dengan senyum tulusnya pula, ia mampu membuat hati bergetar penuh syukur keharuan akan anugerahNya.
Semoga cepat menikah, Muslimah lajang!
(fauziya/detikislam)