Pengguna Medi Sosial, Perhatikan Nasihat Imam Nawawi Ini


DI era informasi saat ini, media sosial dianggap sudah menjadi kebutuhan hidup yang tak bisa dilepaskan bagi penggunanya. Ibarat makan dan minum, orang yang sudah kecanduan dengan media sosial akan merasakan ‘lapar dan haus’ jika sehari saja tak upload foto atau status.

Berbagai situs media sosial menawarkan berbagai fasilitas guna memudahkan komunikasi, berbagi informasi, atau sebagai wadah aktualisasi diri. Media sosial memang banyak manfaatnya. Namun, ibarat pisau yang bisa digunakan untuk memasak atau menusuk orang, media sosial juga punya sisi negatif.

Dalam beberapa kasus banyak juga ditemukan pertikaian yang dipicu gara-gara pembaruan status di media sosial. Tak jarang pula mereka yang berseteru itu mengadukan teman atau pengikutnya pada polisi atas tuduhan pencemaran nama baik dan lain-lain. Hal ini tentu bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang mengajarkan untuk menjaga tali silaturahim.

Bagi netizen yang memang sudah kecanduan media sosial, hendaknya memperhatikan nasihat dari seorang ulama besar, Imam Nawawi dalam kitabnya, al-Azkar.

“Ketahuilah bahwa setiap orang wajib menjaga lisannya kecuali untuk hal-hal yang bermanfaat. Apabila dirasa ucapan tersebut posisinya masih ambigu, maksudnya tidak ada kepastian apakah mengandung manfaat atau mudharat, maka lebih baik ditinggalkan. Sebab terkadang ucapan yang diperbolehkan bisa berubah status hukumnya menjadi haram atau makruh. Hal ini banyak terjadi di lapangan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda, “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata baik atau lebih baik diam.”

Menulis status adalah hal yang diperbolehkan (mubah) dalam Islam. Namun tetap saja, semua ada adabnya. Jangan sampai status yang ditulis menyinggung atau menyakiti perasaan orang lain.

Alangkah baiknya menulis status yang bermanfaat, yang bisa membuat seseorang termotivasi untuk beribadah, belajar, berbuat baik atau bekerja. Jika memang kita hendak menulis status yang tidak bermanfaat, maka hendaknya diam atau ditinggalkan sesuai perintah Rasulullah SAW dalam hadits di atas. Wallahualam. [sm/islampos]