Tak Seperti GOJEK, di Arab Saudi Tarif Ojek Rp 1,7 Juta


Ojek adalah salah satu bentuk transportasi yang penting di Mekah terutama di bulan Ramadan.

Selain mudah ditemukan, ojek bisa bernavigasi di tengah kemacetan di sekitar Masjidil Haram.

Meskipun ada angkutan umum, banyak jemaah umrah lebih suka menggunakan ojek karena dianggap praktis dan cepat sampai tujuan.

Namun banyak tukang ojek yang menarik tarif tak masuk akal. Selain itu, mereka juga sering menyerempet bahaya dengan mengendarai motor secara sembrono dan kadang melanggar aturan jalan satu arah.

Polisi lalu lintas Mekah pun turun melakukan tindakan pengamanan dengan menyamar sebagai jemaah. Meski pun demikian, polisi merasa kewalahan untuk mengontrol para tukang ojek karena jumlahnya terlalu besar.

Selama ini, jemaah yang akan menghabiskan 10 hari terakhir di Bulan Suci di Mekah ditarik tarif yang tinggi dan tidak sebanding dengan jarak yang ditempuh.

Untuk perjalanan dengan jarak 5 km, jemaah ditarik hingga 500 riyal atau sekitar Rp 1,7 juta. Tarif ini tidak sebanding dengan tiket pesawat yang bisa ditebus 300 riyal atau sekitar Rp 1 juta.

Imran Al-Yazidi, salah satu tukang ojek di sekitar Masjidil Haram, mengatakan beberapa rekannya yang mengangkut jemaah umrah memasang tarif selangit. Mereka beralasan musim seperti Bulan Ramadan adalah kesempatan untuk meraup keuntungan yang tinggi.

Dia menambahkan, tukang ojek tidak memaksa jemaah untuk naik. Tapi mereka lebih memilih naik sepeda motor sehingga bisa ke mana-mana dengan bebas meski sudah mengetahui bahaya.

(Sumber: Arab News/Dream.co.id)