Valentine Day, Budaya Sampah : Zina Berkedok Cinta Kasih Sayang

Valentine Day, Budaya Sampah : Zina Berkedok Cinta Kasih Sayang

Tanggal 14 Februari 2014, harus diwaspadai oleh para orangtua. Valentine’s Day (VD) sudah semakin mengkhawatirkan. Para remaja saling memberikan kasih sayang bukan kepada orang yang berhak, tetapi kepada lawan jenis yang bukan mahramnya.  Kasih sayang itu bukan lagi berupa coklat atau bunga, tapi keperawanan. Banyak kelahiran di luar nikah di kalangan remaja, jika dirunut dari masa awal kehamilannya, banyak terjadi pada momentum tahun baru dan VD.

Keluarga muslim harus mewaspadai adanya infiltrasi budaya zina dengan kedok VD.

VD= Hari Seks Sedunia

Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya diantara salah satu tanda akan datangnya hari kiamat adalah merajalelanya perzinahan”.  Dan Ibnu Mas’ud  berkata: “Tidaklah muncul riba dan zina pada suatu daerah kecuali Allah mengizinkan negeri itu dihancurkan.”

Katakan cinta dengan kondom.  Hampir di tiap daerah, penjualan kondom menjelang VD meningkat 40-80%, bahkan terjual habis.  Tahun 2012, paket coklat VD berisi kondom, dijual di beberapa minimart.  Satu paket berisi 3 sampai 5 batang cokelat dan 1 pak kondom (Rp35 ribu sampai dengan Rp50 ribu).  Tahun 2013, VD menaikkan penjualan kondom sampai 500%.  Kegiatan kampanye penggunaan kondom sebagai upaya pencegahan penularan HIV/AIDS (oleh Menkes), berperan besar dalam melegalkan dan menganjurkan pemakaian kondom bagi kalangan remaja untuk sex bebas.

Bagi orang kafir, zina adalah perbuatan yang biasa, baik komersial atau atas dasar suka sama suka.  Agama mereka adalah hawa nafsu. VD yang awalnya adalah pesta penyembahan berhala, selalu dimeriahkan dengan mabuk, wanita dan sex bebas.  Nabi Saw bersabda: “Orang yang selalu tetap dalam perzinahan seperti menyembah berhala” (HR Kharaith).

Cabe-cabean, Generasi Baru Gadis Gaul dan Seks Bebas di Kalangan Pelajar

Seperti dalam Film Fast n Furious, ada banyak remaja cantik yang berjejer saat akan melakukan balapan, dengan pakaian sangat minim.   Tahun 2013, di Jakarta bahkan di berbagai daerah, fenomena cabe-cabean (CB) itu sudah terjadi.  Biasanya di arena balapan liar.  Alasannya: suka menonton atau menjadi piala bagi si pembalap.

CB mengarah ke hal negative: remaja putri seksi dan menggoda, kehidupan malam, cewek bayaran, mabuk-mabukan, sampai seks bebas.  Penampilan mereka mudah dikenali: behel untuk bergaya, malam minggu pakai make-up, dandan menor, bonceng motor bertiga atau berempat, suka kebut-kebutan, segala sesuatu di-update dan pakai rok di atas perut, sering kali teriak cabe, malam mingguan di pasar malam, pacaran di fly over, tidak mau terima keadaan, baju ketat, celana pendek, headset tidak pernah lepas dari kuping.

Mengerikan sekali, para pelajar sudah tidak takut lagi berzina.  Na’uzubillahi min zalik.

Pezina Terlaknat di Dunia dan Akhirat

Di alam kubur, Nabi Saw mengabarkan siksa ngeri bagi pezina dalam mimpinya: Pezina laki-laki dan perempuan dalam keadaan telanjang, ditaruh pada sebuah tungku api yang sangat besar.  Bagian bawahnya sangat luas, bagian atasnya lebih sempit. Di bawah tungku ada api yang menyala-nyala. Terdengar dari dalamnya kegaduhan dan suara teriakan yang mengerikan.  Jika api itu menyala, maka terangkatlah mereka sampai hampir terlempar ke luar. Mereka menjerit sejadi-jadinya. Namun jika apinya mengecil, maka mereka kembali turun. Dan siksa tersebut berulang-ulang mereka rasakan sampai terjadinya kiamat (HR Bukhari).

Zina berdampak: garis keturunan (nasab) tidak jelas, menyebarkan wabah penyakit kelamin, para pemuda enggan menikah, mengancam keharmonisan rumah tangga, menurunkan tingkat kelahiran, memicu tindakan kriminal karena adanya permusuhan, dan menurunkan daya pikir bagi pelajar.

Nabi Saw bersabda: “Zina itu menyebabkan kemiskinan” (HR Baihaqi).  “Sesungguhnya orang-orang yang berzina itu wajah-wajah mereka akan menyala-nyala api” (HR Thabrani).  “Sesungguhnya langit lapis tujuh dan bumi lapis tujuh sangat melaknat orang tua yang berzina. Dan sesungguhnya orang-orang yang berzina itu kemaluannya menyebarkan bau busuk kepada penduduk neraka.” (HR Bazzar).  Kemudian mereka akan disengat ular neraka yang sakitnya dirasakan hingga 1000 tahun.

Rasulullah Saw bersabda: “Orang berzina dengan istri tetangganya, Allah tidak akan memandang dan tidak akan mensucikannya pada hari kiamat nanti, bahkan Dia berfirman: “Masuklah kamu ke neraka bersama-sama dengan orang yang masuk (ke dalamnya)” (HR Ibnu Ubay dan Al Kharaithi).  “Wahai kaum Muslimin! Takutlah kamu akan berbuat zina, sebab disitu ada enam perkara, yang tiga di dunia dan yang tiga di akherat (HR Baihaqi).  Tiga di dunia: Hilangnya sinar wajahnya, pendek umurnya, berlangsung terus kekafirannya.  Tiga lagi di akherat: mendapat kemurkaan Allah  SWT, hisab (hitungan amal) yang jelek, dan azab neraka.

Rasulullah Saw bersabda: “Seorang wanita pezina tidak dinikahi kecuali oleh laki-laki pezina atau laki-laki musyrik dan hal itu diharamkan buat laki-laki mukmin”.  Para Mufassirin mengatakan bahwa ayat ini untuk para shahabat yang fakir, yang minta izin kepada Rasulullah Saw untuk menikahi para wanita pelacur dari kalangan ahli kitab dan para budak wanita di Madinah.

Hukuman bagi pezina yang bujangan adalah dicambuk seratus kali serta diasingkan selama setahun.  Pezina yang sudah menikah, hukumannya  adalah dirajam dengan cara dilempari batu hingga mati.  Hikmahnya, Allah SWT ingin membersihkan pezina dari aib dosa sebelum dihisab di Yaumil Akhir, dan menjadi shock therapy bagi masyarakat agar takut berzina.

Jika hukuman di dunia belum dilaksanakan, sementara pelakunya meninggal dalam keadaan tidak bertaubat dari dosa zina, maka keduanya akan diadzab  di neraka dengan cambuk api, dipukul-pukulkan ke badannya, di hadapan seluruh makhluk di depan pengadilan Allah SWT.

Faktor Penyebab

Remaja ingin menunjukkan eksistensi dan identitas diri.  Energi mereka tidak tersalurkan secara positif, sehingga terjadilah fenomena CB, arisan seks remaja, pelacuran dan tawuran .

Lingkungan (rumah atau sekolah) yang tidak baik akibat salah memilih teman.  Media  didominasi oleh film, lagu, tarian, buku yang berbau pornografi.  Orangtua yang salah dalam mendidik.

Wawasan ke Islaman remaja sekarang sangat minim, sehingga tingkat keimanan dan ketaqwaannya rendah.  Banyak remaja yang tidak mengetahui hukum berzina.

Solusi

Allah Swt berfirman: “Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu perbuatan yang keji (fashiyah) dan jalan yang buruk” (Qs Al-Isra’: 32).  Nabi saw bersabda: “Nasib anak Adam mengenai zina telah ditetapkan. Tidak mustahil dia pernah melakukannya. Dua mata, zinanya memandang. Dua telinga, zinanya mendengar. Lidah, zinanya berkata. Tangan, zinanya memegang. Kaki, zinanya melangkah. Hati, zinanya ingin dan rindu, sedangkan faraj (kemaluan) hanya mengikuti dan tidak mengikuti” (HR Muslim).  Jadi pacaran itu termasuk zina. Sedangkan zina besar adalah ML (Making Love), yaitu zinanya faraj.

Larang anak berkhalwat (pacaran), menonton film/gambar porno. Lebih dari 50% remaja yang berpacaran sudah pernah melakukan ML. Ajarkan anak untuk menjaga pandangan, menjaga lisan, menjaga hati, menjaga sikap dan menjaga pikiran, dalam bergaul dengan lawan jenis.  Jika anak sudah tidak mampu lagi untuk mengontrol hawa nafsu, maka solusi satu-satunya adalah menikah.

Tingkatkan terus keimanan anak agar timbul kesadaran diawasi Allah, taat pada Rasululloh, dan terikat pada syariat Islam.  Sabda beliau: "Tidak (akan) berzina orang yang berzina ketika akan berzina ia beriman....." (HR Bukhari Muslim)

Kontrol pergaulan anak.  Tegakkan aturan Islam dengan tegas. Jangan biarkan anak punya hoby keluar malam.  Remaja muslimah menutup auratnya dengan sempurna.  Bimbing anak untuk melaksanakan salat tahajjud dan puasa sunnah sesuai dengan kesanggupannya, setelah bisa bertanggung jawab dalam salat wajib 5 waktu.  Anak berlatih untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mengontrol hawa nafsunya.

Orangtua meng-up date perkembangan dunia remaja, sehingga bisa mencari solusi yang tepat.  Ketika memberikan nasihat, orangtua mengimbanginya dengan memberikan perhatian, ungkapan kasih sayang, kedekatan, keterbukaan, kepercayaan dan tanggung jawab.  Orangtua menjadi teladan yang baik dan terus berdoa agar diberi kekuatan, kesabaran, kemudahan, dan petunjuk dalam mendidik anak.

Pemerintah harus tegas melarang VD, seperti di Negara Malaysia.  [Ummu Hafizh/salam-online]