Bersiap Untuk Berenang, Menjaga Kebugaran Tubuh!

Eits, tunggu dulu, judul ini adalah sebuah status dilengkapi foto yang mampir di beranda facebook seseorang!

Ya, tulisan statusnya begini: "Bersiap untuk berenang, Menjaga kebugaran tubuh."

Sekilas status ini biasa-biasa aja, gak ada yang aneh. Apalagi kalau status itu ditulis oleh seorang model, Sherina Munaf, Anggun C. Sasmi, aktivis JIL, JIN, LGBT, dan sejenisnya.

Namun, gimana jika ditulisnya oleh seorang akhwat dengan jilbab syar'i, serta selalu menjaga pergaulannya dari lawan jenis. Apakah status di atas masih terasa biasa?

Bayangan kita bahwa aktivitas renang biasanya dilakukan dengan kondisi membuka aurat. Meskipun tidak membuka aurat, katakanlah menggunakan baju renang khusus muslimah, juga akan tetap membentuk aurat! Jika menggunakan baju biasa, pun tetap basah dan mencetak aurat.

Padahal di seberang sana, ada laki-laki yang punya daya visual yang tinggi. Beberapa ada yang bisa memahami sebuah bahasa tulisan dengan membayangkannya. Nah, bagaimana jika laki-laki dengan tipe seperti ini yang membaca status di atas?

Saudariku, begitu sulitkah untuk menahan jari-jari agar tidak berbagi status yang tidak penting?

Kejadian seperti ini sering terjadi. Tanpa kita sadari bahwa hal tersebut membuka ‘aurat’ secara tidak langsung. Mungkin akan berbeda bila status tersebut ditulis dan di private sehingga yang bisa membaca hanya dirinya sendiri. Padahal facebook dilengkapi fitur yang apabila ada orang yang berkomentar di status kita, status kita bisa muncul di beranda teman-teman facebook si pemberi komentar. Akhirnya semakin banyaklah yang membaca status tidak penting bahkan tidak pantas tersebut.

Coba bandingkan, jika status yang kita tulis bernilai dakwah. Semakin banyak yang berkomentar, maka semakin banyak yang membaca, bahkan bila status itu bermanfaat, akan banyak yang sharing status kita. Dan sarana Media Sosial ini pun akhirnya menjadi ladang pahala bagi si empunya status.

Semoga perbuatan ini bisa menjadi bahan self-audit kita semua, agar mulai melatih jari-jemari yang indah ini untuk membatasi status-status yang tidak bermanfaat.

WalLâhu a’lam bi ash-shawâb (Hazimah Nurul Wafiq)