"Anas berkata, 'Pada suatu ketika, Rasulullah Saw. berpergian (dengan diikuti para perempuan), sedangkan pengawalnya adalah seorang budak hitam bernama Anjasyah. Rasulullah Saw. berkata kepadanya, 'Hai Anjasyah, pelan-pelan (hati-hati) jika mengenal para perempuan." (HR. Muslim).
Hadis ini menjadi salah satu bukti betapa Rasulullah Saw. sangat menghormati dan menghargai seorang perempuan. Tentu, hal ini kebalikan dengan anggapan orang-orang yang membenci Islam, yang menyebarkan propaganda bahwa Islam sangat tidak toleran terhadap kaum perempuan.
Bahkan, didalam al-Quran, Allah Swt. seringkali mengingatkan kepada kita betapa status seorang perempuan dan laki-laki adalah setara dihadapan-Nya. Yang membedakan nilai dan martabat manusia, entah laki-laki atau perempuan, bukan karena jenis kelamin, melainkan karena ketakwaannya.
Terkait hal tersebut, Allah Swt. berfirman:
"Dan, hendaklah kamu tetap dirumahmu dan janganlah kamu berhias serta bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah yang dahulu. Dan, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat serta taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya, Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai Ahlul Bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya." (QS. al-Ahzab [33]: 33).
Meskipun khitab atau sasaran dari ayat ini ditunjukkan kepada perempuan-perempuan dari keluarga Nabi Muhammad Saw., namun pesan utamanya sebenarnya mencakup seluruh kaum perempuan didunia. Allah Swt. menyebut Ahlul Bait (keluarga Nabi Muhammad Saw.) untuk menjadi contoh dan teladan bagi kaum perempuan yang lainnya.
Menurut Anna Mariana, ayat tersebut menyatakan bahwa sebenarnya Islam sangat menghormati kaum perempuan. Bahkan, sekalipun didalam al-Quran terdapat ayat yang menyatakan bahwa laki-laki (suami) merupakan pemimpin bagi kaum perempuan atau istri (QS. an-Nisa' [4]: 34), maka kepemimpinan itu jangan dipandang sebagai dasar argumen untuk mengatakan bahwa Islam tidak menghargai perempuan.
Argumen tersebut jelas tidak benar dan tidak beralasan. Ditetapkan seorang suami untuk menjadi pemimpin bagi seorang perempuan tidak lain agar mereka (laki-laki/ suami) dapat menjaga, melindungi, dan mengarahkan kaum perempuan kejalan kebaikan sehingga mereka menjadi manusia terhormat.
Dr. Abdul Qadir zmsnshur dalam bukunya , buku pintar Fikih Wanita ,Menyebutkan bahwa ada beberapa bentuk penghormatan Islam yang diberikan kepada kaum perempuan . Di antaranya adalah menyambut baik kelahiran bayi perempuan,sebagaimana lahirnya bayi laki-laki . Hal ini tentu berbeda dengan kondisi masyarakat Arab pra-Islam .
sebelumnya , ketika keluarga Arab Jahiliah dikaruniai bayi perempuan , mereka merasa malu, dan wajah mereka merah karena merasa kesal
Bagi mereka , orang tua yang melahirkan bayi perempuan sama saja dengan mengundang aib. karena itulah mereka , selalu menutup-nutupi , bahkan tidak jarang ada yang mengubur bayi perempuan itu hidup-hidup . Namun , setelah Islam datang , perlahan-lahan tradisi dan pandangan miring masyarakat Arab terhadap bayi perempuan berubah . mereka kemudian menyambut kelahiran bayi dengan suka cita , sebagaiman menyambut kelahiran seorang bayi laki-laki . [reportaseterkini]
Sumber : 99 Hadits Shahih Tentang Wanita Oleh Iffah Qanita Nailiya