Selingkuh atau main serong dari suami maupun istri memang tidak layak untuk ditiru. Sebab, hal itu bakal mempengaruhi keutuhan hubungan rumah tangga. Karena dari beberapa kasus yang pernah terjadi, akibat perselingkuhan rumah tangga akan retak bahkan kandas.
Banyak faktor yang menyebabkan seseorang berani selingkuh. Satu di antaranya ialah kesepian ditinggal pasangan merantau ke negeri orang. Seperti wanita-wanita ini, mereka nekat selingkuh lantaran suami bekerja di luar negeri. Tanpa rasa salah mereka melakukan hubungan terlarang itu tanpa memikirkan suami yang sedang mencari nafkah. Yang lebih memalukan, akibat dari ulah nakal para istri ada yang sampai memiliki anak dari hasil hubungan gelap tersebut.
Berikut cerita istri-istri selingkuh karena ditinggal suami jadi TKI, seperti dihimpun merdeka.com:
1. Suami jadi TKI, Nurdiyah tega bunuh dan buang bayi hasil selingkuhan
Warga Dusun Korong Laok, Desa Sana Tengah, Pamekasan digegerkan dengan penemuan mayat bayi di pemakaman umum desa setempat pada Kamis (6/8) pagi. Orok itu diperkirakan sudah meninggal 5 hari lalu dan dibuang di pemakaman umum. Hanya dalam hitungan jam, Tim Reskrim Polsek Pasean, Pamekasan, Jawa Timur, berhasil menangkap seorang ibu yang membuang bayinya tersebut. Tersangka bernama Nurdiyah (35), warga Dusun Korong Laok, Desa Sana Tengah, Kecamatan Pasean, Pamekasan, Madura.
"Saat ini yang bersangkutan sedang menjalani pemeriksaan di Mapolsek Pasean," kata Kasubag Humas Polres Pamekasan Iptu Ruslan Hidayat, Kamis (6/8).
Menurut pengakuan tersangka dia membunuh bayinya itu dengan cara meminum jamu dan dipijat pada dukun beranak berinisial TM. Nurdiyah mengaku, menggugurkan kandungannya itu, karena bayi yang dikandungnya merupakan hasil hubungan gelap dengan pacarnya, sedangkan suaminya saat ini bekerja di Malaysia. "Suami saya sudah 1,5 tahun berada di Malaysia dan bayi ini bukan benih dari suami saya," katanya kepada penyidik.
2. Suami bekerja di Arab Saudi, IS aborsi kandungan hasil selingkuhan
Seorang perempuan di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, berinisial IS nekat berselingkuh dengan teman kerjanya yaitu WS. Perselingkuhan itu sudah berlangsung selama dua tahun semenjak suaminya pergi menjadi TKI di Arab Saudi. Dari hasil hubungan terlarang tersebut, IS positif hamil. Lantaran takut ketahuan pasangan masing-masing, mereka menggugurkan kandungan IS. Aksi pengguguran kandungan itu terbongkar saat warga memergoki WS, bersama tiga rekannya, menguburkan janin bayi di area pemakaman di Desa Sukamulya. Ketika ditanya warga, WS berdalih menguburkan anak saudaranya. Namun warga tidak percaya begitu saja dan melapor ke polisi.
Makam tersebut kemudian dibongkar polisi dan warga. Diketahui, ada bungkusan berisi jenin di dalam tanah. Mendapati temuan tersebut, polisi menangkap WS dan Is di rumah masing-masing. Is, warga Kelurahan Purwawinangun, Kecamatan Kuningan dan WS, warga Sukamulya, Kecamatan Cigugur, langsung diperiksa petugas Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Kuningan.
Di hadapan petugas mereka mengaku terpaksa melakukan aborsi karena takut aksi perselingkuhan itu diketahui keluarga masing-masing. Aborsi dilakukan dengan cara meminum obat yang dibeli di salah satu toko di Cirebon. "Saya malu, suami saya pergi ke luar negeri," tutur Is di Mapolres Kuningan, Rabu (16/5/2012). Sementara itu, Kapolres Kuningan AKBP Wahyu Bintono, memastikan pasangan selingkuh tersebut sudah berumah tangga. Mereka merupakan rekan kerja di salah satu toko di Pasar Baru, Kuningan. Dua pelaku terancam dijerat Undang-Undang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman penjara 15 tahun.
3. Suami jadi TKI di Malaysia, istri malah selingkuh & mesum di bukit
Sudah lama tidak berhubungan badan dengan suami, H berani berbuat mesum dengan tetangganya sendiri yang sudah beristri. H sudah lama ditinggal suaminya yang sedang jadi TKI di negeri jiran Malaysia. Perbuatan mesum itu mereka lakukan di bukit Brukoh di Desa Bajang, Kecamatan Pakong atau yang biasa disebut dengan bukit Pemancar, sekitar pukul 11.00 WIB. Kapolsek Pakong, Iptu Junairi Tirto Atmojo mengatakan, mereka ditangkap setelah tepergok berbuat mesum di tengah semak belukar di bukit tersebut. Mereka mengaku sebagai pasangan selingkuh, yang sudah lama tidak melakukan hubungan badan dengan suami istri mereka yang sah.
"Kita setiap hari selalu melakukan patroli ke bukit pemancar itu, karena akhir-akhir dan hampir setiap sering dijadikan tempat mesum oleh muda-mudi. Untuk hari ini yang kami amankan adalah pasangan selingkuh," kata Tirto, Senin (06/07/2015).
Menurut Tirto, keduanya merupakan warga kecamatan Pegantenan, Pamekasan. Menurut pengakuan H, dirinya sudah lama ditinggalkan suaminya pergi merantau menjadi TKI ke Malaysia. Sedangkan pengakuan K, bila dirinya sudah lama pisah ranjang dengan istri sahnya. "Mengakunya seperti itu, setelah kami mintai keterangan di Mapolsek (Pakong) tadi siang," ujarnya.
Untuk membuktikan kebenarannya, pihaknya langsung memanggil keluarga masing-masing dari mereka. Bahkan, juga mengumpulkan forum pimpinan kecamatan (forpimka) setempat. Pemanggilan terhadap Forpimka untuk memastikan bila keduanya tidak akan melakukan perbuatan yang dilarang agama. "Mereka sudah menodai bulan puasa, makanya penyakit masyarakat (pekat) seperti itu harus diberi sanksi tegas agar ada efek jera. Dan semoga kejadian ini juga menjadi pelajaran bagi yang lainnya," ungkapnya.
Bukit pemancar yang terletak di Dusun Brukoh menyugukan pemandangan indah dari atas bukitnya. Dari atas tampak pemandangan yang dapat membuat sejuk sepanjang mata memadang. Tak pelak, bila bukit itu kerap dikunjungi muda-mudi dan bahkan dijadikan tempat untuk memadu kasih.
Banyak faktor yang menyebabkan seseorang berani selingkuh. Satu di antaranya ialah kesepian ditinggal pasangan merantau ke negeri orang. Seperti wanita-wanita ini, mereka nekat selingkuh lantaran suami bekerja di luar negeri. Tanpa rasa salah mereka melakukan hubungan terlarang itu tanpa memikirkan suami yang sedang mencari nafkah. Yang lebih memalukan, akibat dari ulah nakal para istri ada yang sampai memiliki anak dari hasil hubungan gelap tersebut.
Berikut cerita istri-istri selingkuh karena ditinggal suami jadi TKI, seperti dihimpun merdeka.com:
1. Suami jadi TKI, Nurdiyah tega bunuh dan buang bayi hasil selingkuhan
Warga Dusun Korong Laok, Desa Sana Tengah, Pamekasan digegerkan dengan penemuan mayat bayi di pemakaman umum desa setempat pada Kamis (6/8) pagi. Orok itu diperkirakan sudah meninggal 5 hari lalu dan dibuang di pemakaman umum. Hanya dalam hitungan jam, Tim Reskrim Polsek Pasean, Pamekasan, Jawa Timur, berhasil menangkap seorang ibu yang membuang bayinya tersebut. Tersangka bernama Nurdiyah (35), warga Dusun Korong Laok, Desa Sana Tengah, Kecamatan Pasean, Pamekasan, Madura.
"Saat ini yang bersangkutan sedang menjalani pemeriksaan di Mapolsek Pasean," kata Kasubag Humas Polres Pamekasan Iptu Ruslan Hidayat, Kamis (6/8).
Menurut pengakuan tersangka dia membunuh bayinya itu dengan cara meminum jamu dan dipijat pada dukun beranak berinisial TM. Nurdiyah mengaku, menggugurkan kandungannya itu, karena bayi yang dikandungnya merupakan hasil hubungan gelap dengan pacarnya, sedangkan suaminya saat ini bekerja di Malaysia. "Suami saya sudah 1,5 tahun berada di Malaysia dan bayi ini bukan benih dari suami saya," katanya kepada penyidik.
2. Suami bekerja di Arab Saudi, IS aborsi kandungan hasil selingkuhan
Seorang perempuan di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, berinisial IS nekat berselingkuh dengan teman kerjanya yaitu WS. Perselingkuhan itu sudah berlangsung selama dua tahun semenjak suaminya pergi menjadi TKI di Arab Saudi. Dari hasil hubungan terlarang tersebut, IS positif hamil. Lantaran takut ketahuan pasangan masing-masing, mereka menggugurkan kandungan IS. Aksi pengguguran kandungan itu terbongkar saat warga memergoki WS, bersama tiga rekannya, menguburkan janin bayi di area pemakaman di Desa Sukamulya. Ketika ditanya warga, WS berdalih menguburkan anak saudaranya. Namun warga tidak percaya begitu saja dan melapor ke polisi.
Makam tersebut kemudian dibongkar polisi dan warga. Diketahui, ada bungkusan berisi jenin di dalam tanah. Mendapati temuan tersebut, polisi menangkap WS dan Is di rumah masing-masing. Is, warga Kelurahan Purwawinangun, Kecamatan Kuningan dan WS, warga Sukamulya, Kecamatan Cigugur, langsung diperiksa petugas Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Kuningan.
Di hadapan petugas mereka mengaku terpaksa melakukan aborsi karena takut aksi perselingkuhan itu diketahui keluarga masing-masing. Aborsi dilakukan dengan cara meminum obat yang dibeli di salah satu toko di Cirebon. "Saya malu, suami saya pergi ke luar negeri," tutur Is di Mapolres Kuningan, Rabu (16/5/2012). Sementara itu, Kapolres Kuningan AKBP Wahyu Bintono, memastikan pasangan selingkuh tersebut sudah berumah tangga. Mereka merupakan rekan kerja di salah satu toko di Pasar Baru, Kuningan. Dua pelaku terancam dijerat Undang-Undang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman penjara 15 tahun.
3. Suami jadi TKI di Malaysia, istri malah selingkuh & mesum di bukit
Sudah lama tidak berhubungan badan dengan suami, H berani berbuat mesum dengan tetangganya sendiri yang sudah beristri. H sudah lama ditinggal suaminya yang sedang jadi TKI di negeri jiran Malaysia. Perbuatan mesum itu mereka lakukan di bukit Brukoh di Desa Bajang, Kecamatan Pakong atau yang biasa disebut dengan bukit Pemancar, sekitar pukul 11.00 WIB. Kapolsek Pakong, Iptu Junairi Tirto Atmojo mengatakan, mereka ditangkap setelah tepergok berbuat mesum di tengah semak belukar di bukit tersebut. Mereka mengaku sebagai pasangan selingkuh, yang sudah lama tidak melakukan hubungan badan dengan suami istri mereka yang sah.
"Kita setiap hari selalu melakukan patroli ke bukit pemancar itu, karena akhir-akhir dan hampir setiap sering dijadikan tempat mesum oleh muda-mudi. Untuk hari ini yang kami amankan adalah pasangan selingkuh," kata Tirto, Senin (06/07/2015).
Menurut Tirto, keduanya merupakan warga kecamatan Pegantenan, Pamekasan. Menurut pengakuan H, dirinya sudah lama ditinggalkan suaminya pergi merantau menjadi TKI ke Malaysia. Sedangkan pengakuan K, bila dirinya sudah lama pisah ranjang dengan istri sahnya. "Mengakunya seperti itu, setelah kami mintai keterangan di Mapolsek (Pakong) tadi siang," ujarnya.
Untuk membuktikan kebenarannya, pihaknya langsung memanggil keluarga masing-masing dari mereka. Bahkan, juga mengumpulkan forum pimpinan kecamatan (forpimka) setempat. Pemanggilan terhadap Forpimka untuk memastikan bila keduanya tidak akan melakukan perbuatan yang dilarang agama. "Mereka sudah menodai bulan puasa, makanya penyakit masyarakat (pekat) seperti itu harus diberi sanksi tegas agar ada efek jera. Dan semoga kejadian ini juga menjadi pelajaran bagi yang lainnya," ungkapnya.
Bukit pemancar yang terletak di Dusun Brukoh menyugukan pemandangan indah dari atas bukitnya. Dari atas tampak pemandangan yang dapat membuat sejuk sepanjang mata memadang. Tak pelak, bila bukit itu kerap dikunjungi muda-mudi dan bahkan dijadikan tempat untuk memadu kasih.
Silakan Copy Artikel yang ada di sini, tapi cantumkan sumbernya http://tolongshare.blogspot.co.id