Oleh: Diarisma Wibowo, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU). Menjadi ketua umum Komunitas Penulis Anak Kampus (KOMPAK).
KATAMU aku pacarmu. Saling panggil mami-pipi, ayah-bunda, ayank-cayank. Bergandengan layaknya upil dan bulu hidung.
Tapi, ketika aku bertemu dengan orang-orang yang ada disekitarmu atau bahkan orang lain yang ada, kok aku merasa jadi hantu ya. Merasa terasingkan. Iya, ketika kamu pura-pura malu dan bilang, “Jangan di sini ya cayank, kan banyak orang” atau “segenlah kalau ada orang tuaku, nanti apa kata orang kalau mereka lihat kita.”
Kasihan banget aku. Jadi merasa bodoh dan memajang muka melas kepada Tuhan. Meronta dan bilang, “Ya Allah, kenapa Engkau uji aku seperti ini. Tolong, berikan aku ketabahan ya Allah.”
Gua paling seneng kalau udah baca cerita kayak gini. Pengen nagis darah rasanya. Lucu bukan kalau orang bodoh kayak gini udah ngeluh sama Allah. Masalah sakit hatilah, tak dianggeplah atau dicuekin. Huueekkk! Pengen mual dan muntah-muntah.
Helo… Lo pikir dengan elo ngeluh dan berdoa bakalan dapet ilham gitu. Apa menurut elo Tuhan bakalan dengerin setiap pengaduan elo dengan mengatasnamakan pacaran. Elo salah besar. Tuhan nggak bakalan mau capek-capek ngurusi elo dan pacar elo itu dengan Kekuasaanya. Lagian apa dengan elo punya pacar bakalan ada malaikat yang seneng sama elo. Kalau yang ngikuti sih menurut gua ada. Iya, mereka ngikuti elo sambil bawak buku dan pulpen. Nyatet semua dosa dan kesalahan-kesalahan elo ketika sama pacar elo sendiri.
Lucu banget, kalau ngelihat para ABG cabe-cabean lagi berduaan. Padahal izin saja masih sembunyi-sembunyi. Ketika bersama selalu bilang, “Ayank, belikan itu ya, ini ya. Ayank, aku mau pergi ke sana, sini dan situ.” Lalu si cowok mikir keras buat nyari jurus mewek hebat buat mintak uang dari orang tuanya. Tambah kurus, tambah ceking karena kebanyakan mikir. Gini aja, gua kasih saran buat elo para cabe-cabean, kalau memang pacar elo itu bilang serius dan bersungguh-sungguh, suruh mereka dateng ke rumah dan meminta izin dari orang tua kalian. Panggil penghulu dan ucapkan kata kuncinya. Bukan cipika-cipiki! Tapi “Seperangkat kemampuan.” Tetapi jika mereka bilang atau alasan belum siap, maka sadarlah. Bahwa mereka bukan manusia.
Cuihh! Geli banget, padahal kalau elo buat uang itu untuk beli nasi bungkus, bakalan gemuk tuh badan kalian berdua. Kalau enggak elo sedekahin aja buat para pengemis, kan lumayan bisa menjadi amal jariah dan anak soleh. ”Pacaran itu hanyalah jomblo yang tersamarkan. Dengan tolol mengumbar-umbar dosa, tanpa berpikir bahwa itu salah. Sedang menikah adalah bukti kesungguhan, bahwa dia memanglah cinta.” [islampos]