Laporan Menteri ESDM Sudirman Said yang menyebut Ketua DPR Setya Novanto sebagai pencatut nama Presiden Joko Widodo-Wapres Jusuf Kalla terkait pembagian saham PT Freeport, membuktikan bahwa perusahaan asal Amerika Serikat itu bisa “membeli” para pejabat di Indonesia.
Kesimpulan itu disampaikan intelektual Nahdlatul Ulama (NU) Ahmad Baso melalui akun Facebook. “Ini menunjukkan arogansi Perusahaan Amerika itu yang bisa membeli pejabat sebanyak apapun, asal kepentingan kolonisasinya mulus menghancurkan NKRI dari dalam,” tulis Ahmad Baso.
Kata Ahmad Baso, dalam rekaman itu ada nama inisial SN yang diduga Ketua DPR Setya Novanto, MS diduga Dirut PT Freeport Maroef Sjamsuddin, sedangkan R masih belum diketahui.
Menurut Ahmad Baso, keterlibatan PT Freeport dalam mengelola tambang emas karena banyak pejabat yang bermental liberal. “Itu sebabya dulu Soekarno harus dikader dulu sama kiai, disuruh tirakat sebelum jadi pejabat tinggi negara, kini sistem tirakat dirusak dan direndahkan. Mereka dibayar profesor-profesor Amerika untuk merusak pesantren agar lenyap dari Sisdiknas liberal ini,” paparnya.
Ahmad Baso menegaskan, PT Freeport lebih berbahaya dari ISIS karena bisa memanfaatkan para cukong yang jadi pejabat untuk merusak Islam Indonesia. “Merusak Islam Nusantara di Indonesia,” pungkas Ahmad Baso. [Sumber:intelejen.co.id]